KASADA 2010

Wisata Bromo Kasada 2010
Gunung bromo merupakan salah satu primadona jawa timur,yang selama ini dikenal wisatawan nusantara maupun asing hanya panorama bromo saja, padahal masih banyak sekali mbudaya-budaya yang ada di bromo, terutama kehidupan masyarakat tengger baik secara spiritual maupun adat.
" REANG WONG TENGGER "
( Saya orang tengger ) akan berusaha menyajikan kegiatan-kegiatan spiritual maupun adat dimana keduanya saling berkaitan dan saya awali dengan Hari Raya Kasada.
KASADA TAHUN 2010 AKAN DILAKSANAKAN TGL. 25 - 26 AGUSTUS

HTML clipboard
LEGENDA SINGKAT HARI RAYA KASADA
Konon jaman dahulu kala di daerah pegunungan sekitar kawah Gunung  Bromo berdiam seorang putri dari keturunan Brahmana bernama RORO ANTENG dan seorang Putra bernama JOKO SEGER juga dari keturunan Brahmana. Beliau di tempat yang baru ini,menjalin cinta dan ingin membentuk rumah tangga yang bahagia. Setelah
perkawinannya direstui dan diresmikan oleh Resi Dada Putih, pegunungan tempat tinggal mereka dinamakan TENGGER. Nama Tengger mengambil dari Nyi Roro Anteng – Teng dan Joko Seger – ger. Kemudian Joko Seger diangkat sebagai Raja yang bergelar PURBOWISESO MANGKURAT ING TENGGER. Beliau ingin supaya tahta tersebut ada yang meneruskannya, namun di dalam kebahagiaan itu timbul kegelisahan dan kesedihan, yaitu anak,sampai saat ini belum juga didapatkan. Akhirnya beliau mengambil keputusan, bertempat di WATU KUTA untuk bersemedi, memohon kepada Shang Hyang Widhi Wasa, agar supaya dikaruniai keturunan. Didalam persemediannya, beliau masing-masing menerima suara gaib yang intinya sama, akan diberi anak sebanyak 25 [ orang ]. Namun salah satu dari anak tersebut akan diambil kembali oleh gaib tersebut. Maka selang beberapa tahun kemudian, Nyi Roro Anteng melahirkan anak pertama yang diberi nama TUMENGGUNG KLIWUNG. Kemudian dari tahun ke tahun dikaruniai anak sebanyak 25 [ orang ]. Setelah anak bungsu yang bernama RADEN KUSUMA usianya lebih kurang 10 tahun, beliau ingat suara gaib pada waktu semedi dulu,maka anak-anak tersebut dipindahkan ke gunung PENANJAKAN tepatnya menjelang pagi pada bulan purnama tanggal 14 bulan kasada, saat itu anak-anak sedang bermain-main dengan saudara-saudaranya, tiba-tiba meletuslah Gunung Bromo dan menjilatkan apinya ke tempat anak-anak bermain tersebut, setelah api hilang dari pandangan mata, anak-anak bingung dan bersedih,karena saudaranya yang bungsu bernama RADEN KUSUMA yang sangat dicintai itu hilang, dicari kemana-mana tidak ditemukan. Bersamaan dengan itu ada suara dari Kawah Gunung Bromo yaitu suara Raden Kusuma memberi pesan kepada saudara-saudaranya
demikian  :
“ SAUDARA-SAUDARAKU SEMUA YANG SAYA TINGGALKAN,SAYA JANGAN DICARI KEMANA-MANA. SAYA SUDAH LEBIH BAHAGIA UNTUK MEWAKILI SAUDARA-SAUDARA MENGHADAP SANG HYANG WIDHI WASA, DAN SAUDARA-SAUDARA YANG SAYA TINGGAL SUPAYA HIDUP YANG RUKUN,TENTRAM DAN BAHAGIA.SEMOGA SANG HYANG WIDI WASA SELALU MEMBERI KEMAKMURAN KEPADA KALIAN SEMUA. DAN JANGAN LUPA SETIAP BULAN PURNAMA TANGGAL 14 BULAN KASADA SAUDARA-SAUDARAKU SUPAYA MENYISIHKAN SEBAGIAN HASIL PERTANIANNYA,UNTUK DIPERSEMBAHKAN KE PELABUHAN KAWAH GUNUNG BROMO UNTUK SAYA  “
 
SUARA RADEN KUSUMA DALAM BAHASA TENGGER
DULUR-DULURE REANG KABEH SING TAK TINGGAL, REANG AJO DIGOLEKI NENANDI. REANG WIS LUWIH SENENG KANGGO MAKILI DULUR-DULUR NGADEP SANG HYANG WIDHI WASA , LAN DULUR-DULUR SING REANG TINGGAL KUDU URIP SING RUKUN , TENTREM , LAN SENENG. MANDAR SANG HYANG WIDHI WASA TERUS NGEWEHI KEMAKMURAN NANG NANG RIKA KABEH. LAN AJO LALI SABEN WULAN PURNAMA TANGGAL 14 WULAN KASADA DULUR-DULURE REANG KUDU NGELONGI SEBAGIAN ASIL TANINE KANGGO DISERAHEN NANG PELABUHAN KAWAH GUNUNG BROMO KANGGO REANG.
 
          Dengan demikian masyarakat Tengger yang diwakili dukunnya masing-masing setiap tahun pada bulan purnama tanggal 14 bulan kasada,mempersembahkan sebagian sebagian hasil pertaniannya ke pelabuhan kawah gunung bromo. Demikian sejarah singkat Upacara Yadnya Kasada,yaitu hari raya korban,korbannya RADEN KUSUMA